Mengenal Tanaman Ginseng (Panax ginseng)

Ada anggapan yang keliru di masyarakat terkait penamaan tanaman ginseng dengan kolesom. Selintas, bagian akar memang mirip seperti badan manusia sehingga keduanya disebut ginseng. Padahal, kedua jenis tanaman tersebut sangat berbeda jauh. Seringkali terjadi perdebatan dalam penyebutan ginseng pada kedua jenis tanaman tersebut. Untuk itulah, perlu ada upaya mengenal tanaman ginseng (Panax ginseng) yang lebih dalam supaya tidak keliru saat menunjuk tanaman yang dimaksud.
Mengenal Tanaman Ginseng (Panax ginseng)
Panax ginseng yang terkenal dengan ginseng korea
Ginseng asli merupakan anggota dari famili Araliaceae, masuk genus Panax. Di pasaran tanaman ginseng, ada 4 jenis yang sudah terkenal sebagai obat, antara lain: Panax ginseng, P. japonicus, P. pseudoginseng dan P. quinquefolium. Keempat jenis tanaman tersebut hidup di iklim subtropika yang memiliki 4 musim. Jadi, untuk bisa hidup di Indonesia yang beriklim tropis hampir sulit tumbuh dengan baik, terkecuali memanipulasi iklim mikro tempat hidupnya.

Mengenal tanaman ginseng secara umum. Ia merupakan tanaman terna tahunan yang mula-mula berbatang satu. Daun-daunnya bertangkai panjang yang muncul dari satu titik tumbuh (sentral pertumbuhan). Bila dilihat selintas, tanaman itu seperti bercabang, padahal bukan cabang, tapi tangkai daun yang panjang. Daun memiliki 5 anak daun, 3 anak daun berukuran besar dan 2 anak daun lainnya berukuran kecil. Tumbuh di wilayah pegunungan yang beriklim subtropis. Ia tumbuh baik di bawah kanopi pohon-pohon. Ginseng tidak bisa tumbuh baik di tempat terbuka.

Pertumbuhan ginseng sangat lamban. Ia mulai bercabang pada saat berumur 5 tahun. Saat bercabang ini tampak seolah-olah berbatang dua karena cabang ini muncul langsung dari tanah. Setelah ginseng berumur 10 tahun dan memiliki cabang berjumlah 4, nanti ada 1 cabang khusus yang kelak akan muncul bunga.

Bunga ginseng berukuran kecil sebesar biji kemiri. Warna putih kemerahan. Setelah terjadi penyerbukan, terbentuk buah yang mengandung biji. Warna buah mula-mula hijau, seiring perkembangan berubah menjadi merah setelah tua.

Akar ginseng berbentuk seperti tubuh manusia. Kulit akar berwarna kuning dengan bagian dalamnya berwarna putih. Panjang akar bervariasi, sampai 30 cm lebih seiring dengan pertambahan umurnya. Akar ginseng berasa pahit-pahit agak manis. Berbau khas. Sari akarnya mengandung panaksosida (sejenis glikosida saponin). Panaksosida ini bukan kelompok afrodisiakum (pembangkit gairah seksual).

Di pasaran, ada 4 macam ginseng yang sudah dikenal, yaitu ginseng cina, korea, jepang dan amerika. Untuk ginseng korea sebenarnya berasal dari ginseng cina (P. ginseng). Kedua jenis tanaman tersebut berasal dari satu keturunan ginseng yang tumbuh di Manchuria. Berkat promosi yang tertata apik dari Korea sehingga ginseng Korea lebih mendunia. Dalam hal kualitasnya juga lebih berkhasiat yang berasal dari Korea dibandingkan dengan yang asalnya China.

Ginseng jepang (P. japonica) memiliki tajuk dan batang mirip ginseng cina, tapi akarnya tidak. Akarnya berbentuk mirip akar bambu yang berbuku-buku. Rasanya lebih pahit dan berharga lebih murah. Ginseng jepang banyak dimanfaatkan untuk obat batuk dan antidemam. Buah ginseng jepang diolah menjadi bentuk pil atau permen.

Ginseng amerika (P. quinquefolium) memiliki tinggi antara 25-50 cm. Akar bercabang-cabang yang samar-samar mirip kaki dan tangan manusia. Ginseng ini mengandung panaquilin. Rasanya agak pahit sedikit manis dan berlendir. Ekstrak dari akar ginseng amerika berkhasiat sebagai adaptogen (mengadaptasikan tubuh supaya normal kembali fungsi-fungsi organnya).

Untuk mengenal tanaman ginseng lainnya selain yang sudah dikenal di pasaran bisa ditemukan di daerah pegunungan Himalaya, India dan Nepal. Untuk sementara masih dikelompokkan pada jenis Panax pseudoginseng. Seiring dengan perkembangan taksonomi mengenai tanaman ini bisa ditemukan lagi jenis-jenis ginseng baru. Simak juga artikel Mengenal Kolesom atau Som Jawa.